Madu Minda Asy-Syifa' - Manfaat Kacang Adas (Lentil)

Madu Minda Asy-Syifa' 
Madu Minda Asy-Syifa'

Harga RM46.00 (Runcit) / Harga RM36.00 (Ahli)

Nota:
Ada kesilapan harga runcit (Sem) pada cetakan di kotak RM40.00, sebenarnya harga pasaran adalah RM46.00. Harap maklum.

Stokis Daerah 016-3153251

Kandungan:

Madu Lebah (Honey)
Habbatus Sauda (Black Seed)
Kacang Adas (Lentil)
Kurma (Dates)
Tin (Figs)
Kismis (Raisins)
Zaa'faran (Saffron)
Halia (Ginger)
Badam (Almond)


Kacang Adas (Lentil)

Manfaat Kacang Adas (Lentil):

Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah Ayat 61 mafhumnya:

"Dan ingatlah ketika kamu berkata: ‘Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya."

QS. Al-Baqarah [2]: 61


Maryam Moradov, ahli gizi mengatakan, kacang adas kaya dengan potasium dan magnesium yang bermanfaat bagi penderita tekanan darah tinggi dan dapat membuka pembuluh darah.

Maryam Moradov menambahkan, kacang adas juga kaya dengan asid folik. Sekalipun asid folik sensitif dengan panas, namun terkait kacang adas yang telah dimasak masih ditemukan kadar zat ini.

Selain itu, kacang adas juga kaya akan vitamin B6, asid folik dan zat besi yang bermanfaat bagi penderita kurang darah. Sementara kandungan mangan dan zink kacang adas bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak," tambahnya. Ahli gizi Maryam Moradov juga menyebut kacang adas memiliki zat anti oksidan bernama Selenium yang mampu menangkal radikal bebas yang membahayakan badan. Kekurangan Selenium dapat melemahkan kekebalan tubuh.

Spesifikasi:

Kata ‘adas (عَدَس) merupakan kata benda. Bentuk satuannya adalah ‘adasah (عَدَسَة). ‘Adas (عَدَس) adalah nama tumbuh-tumbuhan sejenis kapas, ditanam dari bijinya yang dapat juga dimakan. Di dalam istilah Malaysia disebut juga ‘kacang adas’. Kacang adas berasal dari Asia, sekarang sudah dapat tumbuh di berbagai wilayah di dunia. Muhammad Farid Wajdi di dalam Dâ’irah Al-Ma‘ârif Al-Qarn Al-‘Isyrîn menyebutkan bahwa ‘adas (kacang adas) itu tergolong sayur-mayur yang banyak tumbuh di tanah Arab (Timur Tengah).

Para petani meng­anggap ‘adas sebagai salah satu menu makanan mereka yang utama. Kacang adas banyak ditanam di daerah pedalaman yang banyak air dan sedikit sekali ditanam di daerah pantai. Pe­nyiraman tanaman ini dilakukan dengan sistem irigasi. Biasanya, kacang adas ditanam bersama­an waktunya dengan gandum.

Di dalam Al-Qur’an, kata ‘adas (عَدَس) hanya disebut satu kali, yakni di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 61, di dalam bentuk kata benda tunggal. Disebutnya kata ‘adas berkaitan dengan kerewel­an umat Nabi Musa (Bani Israil). Mereka meng­ada­kan eksodus besar-besaran me­nyeberangi Laut Merah.

Di dalam perjalanan menuju Tanah Harapan, tanah Kan‘an (Palestina), di dalam kondisi sulit di tengah gurun itulah mereka meminta hal-hal yang sulit didapat atau di­penuhi. Mereka mengingin­kan hal-hal, makanan, dan keperluan sehari-hari seperti yang telah mereka dapatkan di tanah Mesir dahulu.

Di dalam surat tersebut digambarkan mereka tidak tahan lagi bersama Nabi Musa kerana hanya dengan satu macam makanan saja. Oleh karena itu, mereka mendesak Nabi Musa agar memohon kepada Allah supaya mereka memperoleh apa-apa yang tumbuh di bumi, yakni sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.

Secara kontekstual, Ayat 61 QS. Al-Baqarah [2] itu berbicara mengenai peringatan terhadap orang Yahudi di Madinah atas nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada nenek moyang mereka, Bani Israil, terutama pengikut Nabi Musa, dan mengingatkan kembali akan watak buruk mereka agar jangan ditiru atau diulang lagi.